Senin, 31 Oktober 2022

3.2.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 3.2




Tujuan Pembelajaran Khusus:

  • CGP dapat menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan dari tayangan video praktik baik yang ada.
  • CGP dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada.
  • CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video.
  • CGP dapat menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video praktik baik ini.

Setelah kita bersama-sama berproses, berlatih melihat, dan mengidentifikasi aset serta kekuatan yang dimiliki daerah bersama rekan lainnya, saatnya kita menganalisis tayangan video praktik baik yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan kualitas pembelajaran murid.  Dalam menganalisis video ini, Bapak dan Ibu CGP kembali mengaitkan pengetahuan mengenai visi, prakarsa perubahan, dan BAGJA yang sudah didiskusikan pada modul 1.3 sebelumnya.


ANALISIS VIDEO PRAKTIK BAIK

Kira-kira apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi?

Setelah mencermati tayangan video tentang praktik baik yang dilakukan guru dalam memanfaatkan sumber daya sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, menurut saya visi dari sekolah SDN Cipanas Kota Serang, adalah "Mewujudkan Merdeka Belajar Dalam Lingkungan Yang Nyaman Dan Menyenangkan Menuju Karakter Profil Pelajar Pancasila".

Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video?

Prakarsa perubahannya adalah "Mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar"



Apakah Pertanyaan Utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut?


Pertanyaan utamanya adalah "Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan 

untuk belajar?"



Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan:


        B - Buat Pertanyaan 

    • Guru mengajak rekan sejawat untuk merumuskan prakarsa perubahan yang akan dilakukan dan akan dilakukan di kelas.
    • Guru menuliskan pertanyaan pemantik di papan tulis tentang Penyemangat Belajar
    • Guru bertanya kepada murid tentang apa yang muncul di pikiran murid tentang tulisan di papan tulis "Penyemangat Belajar"
    • Guru bertanya kepada murid tentang apa yang mereka sukai dari kelas mereka.

A - Ambil Pelajaran

    • Guru mengajak murid berkunjung ke kelas 2 dan kelas 6 saat jam istirahat.
    • Guru membagi murid menjadi empat kelompok.
    • Masing-masing kelompok melihat-lihat suasana kelas yang mereka kdikunjungi dan mencatat hal-hal yang mereka temui di kelas tersebut.
    • Murid-murid bertanya kepada murid kelas 2 dan kelas 6 yang ada di kelas tentang apa yang mereka sukai dari kelas mereka.
    • Guru mengajak murid berdiskusi dalam kelompok tentang apa yang mereka lihat dan mereka sukai dari kelas yang sudah dikunjungi, serta memberikan alasannya.

G - Gali Mimpi

    • Guru membagikan alat dan bahan yang sudah disiapkan untuk masing-masing kelompok.
    • Guru memberi waktu dua menit dan mengajak murid menutup mata untuk membayangkan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan serta menjadi penyemangat dalam belajar. 
    • Guru meminta murid menggambarkan kelas yang tadi dibayangkan, yaitu kelas yang nyaman dan menyenangkan yang menjadi penyemangat belajar mereka.
    • Murid bekerja dalam kelompok menggambar kelas yang nyaman sesuai dengan yang mereka bayangkan.
    • Murid mempresentasikan kelas impian mereka di depan kelas.
    • Guru mengambil penilaian saat murid melakukan presentasi. 

J - Jabarkan Rencana

    • Guru bersama-sama murid membuat daftar apa saja yang akan dilakaukan untuk membuat kelas impian.
    • Murid secara bergantian mengungkapkan pendapatnya.
    • Guru menulis pendapat murid di papan tulis.

A - Atur Eksekusi

    • Murid diberi kesempatan berkontribusi untuk menentukan pembagian tugas dalam kelompok.
    • Guru bersama dengan murid mendiskusikan waktu pelaksanaannya.
    • Guru meminta murid menyiapkan alat dan bahan untuk mewujudkan kelas impian.
    • Guru memberikan motivasi dan dorongan semangat kepada murid.
    • Murid bekerja bersama sesuai tugas masing-masing kelompok dengan bantuan dan pengawasan guru.

 

Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video?


Sebagai pemimpin pembelajaran, guru sebagai motivator dan fasilitator bagi muridnya untuk

berkembang, dengan mengajak murid dengan pendekatan asset based thinking, Peran guru yang

tampak dalam video tersebut menggambarkan guru sebagi organisator, dengan menciptkan proses

belajar yang menyenangkan dan berpikir untuk menciptakan dan mewujudkan kelas yang nyaman dan

menyenangkan.


Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalan tayangan video? lalu bagaimana pemanfataannya?

  • Modal manusia : Guru, teman sejawat, dan murid yang aktif, kreatif, untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan.
  • Modal fisik : Ruang kelas yang bisa dibuat menjadi kelas yang menyenangkan, dan ruang kelas lain yang dapat dijadikan sumber inspirasi.
  • Modal Sosial (guru di sekolah tersebut saling mendukung dan berkolaborasi dalam komunitas praktisi, begitu juga dengan pada murid memiliki kemampuan bekerja sama dalam kelompok dalam mewujudkan kelas sebagai lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan.
  • Modal lingkungan/alam : Beberapa bahan alam yang  bisa digunakan untuk menghias kelas, seperti daun kering, biji-bijian, dll.
  • Modal finansial : Menggunakan beberapa kertas, lem, dan alat kebutuhan lainnya yang disediakan oleh sekolah, di mana kebutuhan tersebut dibeli menggunakan anggaran sekolah.

Berpikir positif untuk sebuah perubahan akan menciptakan lingkungan yang positif 

Salam Bahagia!

 

Jumat, 21 Oktober 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan (Modul 3.1) Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 



Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah di kesempatan yang berbahagia ini saya dapat merefleksikan diri terkait pembelajaran dan pengalaman pada modul 3.1. program guru penggerak angkatan 5 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.

Sebagai penuntun bagi murid kita berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara, dimana guru menjadi teladan, fasilitator, motivator dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip sebagai guru penggerak sangat mempengaruhi dalam pengambilan suatu keputusan, memenuhi kebutuhan murid dengan mempelajari modul tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin dan diwujudkan dalam aksi nyata, dengan refleksi ini diharapkan calon guru penggerak dapat terus belajar dan belajar sepanjang hayat.

Model yang saya gunakan dalam penulisan jurnal ini adalah 4F (Facts, Feelings, Findings, Future). Model 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.

1. Fats (Peristiwa)

Pada minggu ini saya memasuki modul 3 dengan diawali pre test sebagai test awal untuk memasuki pembahasan tentang “Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah”, dan hal ini merupakan informasi untuk menambah pengetahuan saya sebagai calon guru penggerak di sekolah.

Kegiatan pembelajaran pada modul ini meliputi :

    1. Mulai dari Diri
    2. Eksplorasi Konsep
    3. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi
    4. Ruang Kolaborasi
    5. Demontrasi Kontekstual
    6. Elaborasi Pemahaman
    7. Koneksi Antarmateri
    8. Aksi Nyata 

Banyak pengalaman dan pembelajaran baru yang didapat diawal pembelajaran modul ini, kesulitan yang saya hadapi diantaranya saya mengalami kesulitan memahami isi dari modul 3.1., terutama menerapkan konsep 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan baik saat kolaborasi maupun pada saat penerapan di demontrasi konstekstual tetapi dengan bantuan Fasilitator, teman-teman CGP serta dukungan teman lainnya dan membaca sumber-sumber yang ada akhirnya dapat memahami alur dari isi modul ini.

2. Feelings (Perasaan)

Modul 3.1 merupakan satu tantangan baru tentang bagaimana pemahaman kompetensi dan penerapan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan baik, diawal ada rasa bingung untuk memahami konsep tersebut terutama saat diruang kolaborasi terhadap pemaparan antara dilema etika dan bujukan moral dengan penyelesaian 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Namun setelah mendapatkan masukan dan penjelasan yang lebih lengkap dari teman sejawat maupun masukan fasilitator akhirnya dapat memperbaiki kesahalan yang masih ada pada kelompok kami

Saya menyadari bahwa melalui hasil presentasi tugas yang kami sajikan masih ada kekliruan membuat pemahaman saya lebih terbuka mengenai perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral, dengan membandingkan hasil kerja kelompok kami dengan yang dikerjakan kelompok lain.

3. Findings (Pembelajaran)

Modul 3.1. mengajarkan saya bagaimana seorang pemimpin dengan nilai-nilai kebajikan dalam mengambil suatu keputusan, diantaranya :

  •       Memahami dan membedakan dilema etika dan bujukan moral dengan mengidentifikasi dilema berdasarkan 4 paradigma, yaitu (1) individu lawan masyarakat (individual vs community), (2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan ( Justice vs Mercy), (3) Kebenararan lawan kesetiaan (Truth vs Loyality), Jangkah pendek lawan jangka Panjang (Short Term vs Long Term).

  •           Memahami tentang tiga prinsip dilema etika yaitu : (1) Berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), (2) Berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), (3) Berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking)

  •        Memahami tentang Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan di antaranya: (1) Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini, (2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, (3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, (4) Pengujian benar atau salah, terdiri atas : Uji Legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji Halaman  Depan Koran, dan Uji Panutan/Idola, (5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, (6) Melakukan Prinsip Resolusi, (7) Investigasi Opsi Trilema, (8) Buat Keputusan, (9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.

 4. Future (Penerapan)

Sekolah sebagai salah satu tempat aksi nyata positif dapat diwujudkan dimana kita dapat melakukan dari hal yang sederhana dan bermanfaat bagi orang lain, sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan dilema etika dan bujukan moral baik ditingkat sekolah maupun penerapan dikelas. Dengan mempelajari modul ini membuat perubahan pola pikir saya dan mengajarkan saya untuk melihat kasus-kasus yang ada sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid dengan berpedoman pada nilai-nilai kebajikan, modul dapat diterapkan pada diri saya sebagai pendidik dan sebagai seorang pemimpin pembelajaran karena akan dijadikan pedoman bagi yang dipimpin. Keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemban salah satu tugas tersulit yaitu mengambil keputusan yang efektif dan membuat nyaman bagi setiap orang yang terlibat.  Hal ini juga akan berimbas pada intritusi dimana tempat kita menjalankan tugas.

Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi pemimpin dengan nilai-nilai kebajikan yang dimilikinya.


Wassalamualaikum wr.wb.


Senin, 10 Oktober 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan (Modul 2.3) Coaching untuk Supervisi Akademik



Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah di kesempatan yang berbahagia ini saya dapat merefleksikan diri terkait pembelajaran dan pengalaman pada modul 2.3 program guru penggerak angkatan 5 tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik.

Melangkah maju untuk bergerak demi memenuhi kebutuhan murid dengan mempelajari modul coaching dan diwujudkan dalam aksi nyata, dengan refleksi ini diharapkan calon guru penggerak dapat terus belajar dan belajar sepanjang hayat.

Model yang saya gunakan dalam penulisan jurnal ini adalah 4F (Facts, Feelings, Findings, Future). Model 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.

1. Facts (Peristiwa)

Serangkaian aktivitas yang dilakukan dalam pembahasan pembelajaran modul yaitu diawali mulai dari modul 2.3.a.3 mulai dari diri, kegiatan nya yaitu merefleksikan diri saya tentang pandangan dan supervisi di sekolah, kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep modul 2.3.a.4.1 yang membahas tentang coaching, perbedaan antara metode pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training, konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam konteks pendidikan, paradigma coaching dilihat dari sistem Among yang merupakan konsep dari Ki Hajar Dewantara, selanjutnya masuk ke modul 2.3.a.4.2 tentang eksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervisi akademik, selain itu disana juga dijabarkan perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat, pembelajaran dibantu dengan contoh-contoh dengan video percakapan coaching dengan bahasan bagaimana menjadi seorang coach. Selanjutnya di modul 2.3.a.4.3 di Bahas tentang kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching , disini dipelajari alur coaching mulai dari Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab yang diakronimkan menjadi TIRTA, TIRTA menurut bahasa yaitu air, pada tahapan ini diharapkan seperti air yang mengalir dari hulu ke hilir dan kita presence atau kehadiran secara penuh kita sebagai coach, dengan memberikan perhatian penuh maka kita dapat menggali dari seorang coachee tentang permasalahan yang dihadapinya dan coachee akan dapat menemukan solusinya sendiri, menjadi seorang pendengar aktif dengan sesekali memberikan tanggapan atas apa yang sedang dibicarakan oleh coachee, dan dibahas tentang keterampilan membuat pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching, selain itu, modul ini juga membahas tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana aksi, coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan masalah dan coaching melakukan kalibrasi, selanjutnya di forum diskusi eksplorasi kami saling melakukan pemantapan pemahaman dengan berdiskusi antar CGP. Pada modul 2.3.a.5 yaitu ruang kolaborasi secara daring saya berpasangan dengan Bu Diana melakukan kegiatan percakapan coaching untuk benar-benar memberikan pengalaman coaching secara nyata dengan teman sesama CGP, dan hasil percakapan divideokan dan diunggah sebagai salah satu tagihan dari LMS, kemudian pada modul 2.3.a.6 demonstrasi kontekstual, kami dikelompokkan dengan beranggotakan 3 orang (Bu Titi, Bu Riani, dan saya membuat video percakapan dengan 1 CGP menjadi observer, 1 CGP lain menjadi coach, dan 1 CGP lainnya menjadi Coachee, kami melakukan praktik secara bergiliran, kegiatan ini menambah pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi observer, apa yang perlu diperhatikan pada saat pra observasi, saat observasi dan pasca observasi. Selanjutnya saya belajar modul 2.3.a.7 yaitu elaborasi pemahaman bersama pak Truko membahas tentang coaching dan supervisi akademik lebih dalam lagi. Untuk menambah refeksi pemahaman tentang supervisi akademik dan proses coaching maka saya membuat koneksi antar materi modul 2.3, selanjutnya yaitu membuat rancangan aksi nyata yang berkaitan dengan supervisi akademik yang dilakukan dengan teman sejawat di sekolah, dan pada hari jumat, 7 oktober 2022 adalah lokakarya 2 dan hari tersebut saya melakukan test akhir modul 2, dilanjutkan membuat refleksi dwi mingguan.

2. Feelings (Perasaan)

Modul 2.3 membawa saya tentang bagaimana pemahaman kompetensi dan prinsip-prinsip coaching dengan alur TIRTA, saya sangat semangat dan senang mengikuti aktivitas pembelajaran tentang coaching ini. Pada modul 2.3. ini kita diarahkan bagaimana menjadi coach yang baik, membuat pertanyaan yang berbobot dengan praktik langsung bersama para CGP lain membuat pemahaman baik tentang modul 2.3.

3. Findings (Pembelajaran)

Modul 2.3. memberikan saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching dengan tahapan dan alur TIRTA serta melakukan supervisi akademik yang baik guna membantu pengembangan diri rekan sejawat, pada fase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2:yang pernah saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dan supervisi akademik.

4. Future (Penerapan)

Sekolah sebagai salah satu tempat aksi nyata positif dapat diwujudkan dimana kita dapat melakukan dari hal yang sederhana dan bermanfaat bagi orang lain, sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.

Wassalamualaikum wr.wb.

 

 

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan

  PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA   Setelah pembelajaran hari ini saya memahami bahwa…. Sekolah ibarat sebagai sebuah ekosistem a...