Kamis, 03 November 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan


 
PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

 

Setelah pembelajaran hari ini saya memahami bahwa….

  • Sekolah ibarat sebagai sebuah ekosistem adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan faktor abiotik (unsur yang tidak hidup)
  • Faktor biotik: Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/TendikPengawas sekolah, Orang Tua, Masyarakat sekitar sekolah, Dinas terkait, Pemerintah Daerah
  • Faktor abiotik: Keuangan, Sarana dan prasarana, Lingkungan alam
  • Ada 2 cara pandang melalui pendekatan yaitu Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Approach) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Approach)

  • Pendekatan berbasis aset digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) yaitu setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. 

Setelah pembelajaran hari ini saya akhirnya mampu….

  • Mengidentifikasi aset/kekuatan yang ada di daerah saya, sekolah dengan cara memetakan berbagai sumber daya yang ada dan strategi pemanfaatannya secara efektif
  • Mengubah cara pandang dan berpikir saya dengan kondisi sumber daya sarana dan prasarana yang minim dengan cara berpikir berbasis kekurangan/masalah (deficid based thingking) menjadi berpikir berbasis aset/kekuatan (Asset based thingking), dengan harapan dapat bersama-sama menciptakan pembelajaran yang berkualitas

 

Perasaan saya setelah mengikuti pembelajaran hari ini adalah saya merasa sangat senang dan bersyukur karena dapat....

  • memahami pembelajaran modul 3.2. tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya bersama rekan-rekan CGP lainnya
  • Dapat memahami dan memetakan sumber daya yang ada di sekolah dan sekitar sekolah kecamatan Purwokerto Timur, dengan memahami potensi, menganalisa dan mengola aset yang ada hal ini dapat mewujudkan pembelajaran yang berkualitas yaitu pembelajaran yang berpihak pada murid

Setelah melakukan pembelajaran hari ini, target saya berikutnya adalah….

  • Mengenali dan menganalisa aset/kekuatan sebagai 7 aset modal utama yang dimiliki sekolah maupun yang ada di sekitar sekolah untuk dapat diberdayagunakan dalam pengembangan sekolah
  • Berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk memanfaatkan aset sekolah secara optimal untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid
  • Mengajak rekan sejawat dan murid secara periodik meninggalkan cara berpikir berbasis kekurangan/masalah (deficid based thingking) yang selama ini menjadi kebiasaan dengan beralih berpikir berbasis aset/kekuatan (Asset based thingking)

 

 

Selasa, 01 November 2022

3.2.A.8. Koneksi Antar Materi

 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

1.  Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Pemimpin yang mampu untuk mengelola sumber daya yang ada yang dimiliki sebagai suatu kekuatan dan aset, dan tidak berfokus pada kekurangan/masalah (deficit-based approach) tapi berupaya pada pemanfaatan kekuatan dan aset (asset-based approach) yang dimiliki untuk diimplementasikan di dalam kelas, sekolah maupun lingkungan di luar sekolah. Dengan membangun sisi positif yang dimiliki (asset-based thinking), maka kekuatan sumber daya yang ada dipastikan akan meningkat dan kemudian akan berkembang secara berkelanjutan.

Implementasi pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya di kelas

Pemimpin pembelajaran dapat menerapkan Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) merupakan cara praktis menganalisa, menggali dan memetakan hal-hal yang positif sehingga timbul perasaan optimis walaupun dengan sumber daya yang minin. Pada implementasinya di kelas pemimpin dapat mendayagunakan kekuatan sumber daya yaitu modal manusia yaitu siswa dan modal lingkungan/alam untuk dapat menerapkan pembelajaran berdfiferensiasi, dengan kekuatan berbasis aset juga melalui siswa dan diajak untuk berpikir positif maka dapat menjadikan kelasnya sebagai tempat yang menyenangkan melalui menghias kelas, pojok baca sehingga tercipta suasana nyaman dan menyenangkan untuk belajar.

Implementasi pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya di sekolah

Pengelolaan sumber daya berbasis aset di lingkungan sekolah sangat memungkinkan pemimpin untuk menerapkannya karena sekolah dapat menggali kekuatan yang ada diantaranya memiliki modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam yang terkadang memiliki kekuatan sumber daya yang sangat kurang. Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa positif dan meyakini bahwa setiap orang memiliki potensi dan aset positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan sekolah. Pemimpin pembelajaran mampu menggali potensi dari teman sejawat dengan mengajak berdiskusi tentang menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi teman lainnya, murid, menggerakkan teman sejawat dalam rangka mensukseskan visi dan misi sekolah, melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan terkait peningkatan kompetensi sebagai guru, menggerakkan murid untuk melakukan budaya positif.  

Implementasi pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya masyarakat sekitar sekolah

Pemimpin pembelajaran dapat menganalisis dan menggali potensi sumber daya masayarakat sebesar-besarnya dengan pendekatan berbasis aset (asset-based approach), sebagai bagian dari aset sekolah yaitu komite, orang tua wali, dan  masyarakat sekitar dimana unsur-unsur tersebut juga merupakan bagian dari pusat pendidikan bagi anak selain keluarga dan sekolah. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat sehingga harus bisa diberdayakan untuk pengembangan program sekolah yang berpihak dan berpusat pada murid. Sebagai bentuk implementasi dari pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari aset sekolah adalah sebagai sumber belajar bagi murid tentang kebudayaan dan kearifan lokal, pengembangan pembelajaran diluar kelas melalui pelaku usaha kecil dan menengah, belajar tentang adat istiadat dan lain sebagainya.

 

2.  Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas?

Sekolah sebagai sebuah komunitas yang dapat mengelola aset dan sumber daya sebagai modal utama yaitu modul manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial, politik, agama dan budaya yang ada di sekitar lingkungan sekolah, dengan sumber kekuatan yang dimiliki kita dapat merencanakan pembelajaran yang berpihak dengan murid. Memahami dan memetakan tentang potensi yang ada dilingkungan sekolah untuk dijadikan sumber belajar baik di dalam kelas maupun diluar kelas, kekuatan agama dan budaya di sekitar lingkungan belajar dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, melihat peluang dan potensi finansial lingkungan dapat juga dijadikan kekuatan untuk mensukseskan program-program sekolah.


Contoh pengelolaan sumber daya yang terdapat dalam 7 modal utama:

SMP Negeri 1 Purwokerto berlokasi di tengah kota Purwokerto, Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas dengan dikelilingi oleh beragam pendukung sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan aset-aset sekolah terutama pengembangan pembelajaran bagi murid dan guru. Pengelolaan sumber daya yang terjalin selama ini dan terus dikembangkan yaitu sekolah melakukan kerjasama sebagai Modal Manusia dalam rangka pembelajaran dan sosialisasi terkait dengan perbankan (BNI, BCA, BRI), BUMN (PLN), BNN, Kepolisian, Polres, Kejaksaan, Puskesmas, DPRD Kab Banyumas. Sebagai Modal Fisik sekolah yang berdiri di lahan yang tidak luas dan prasarana yang kurang memadai maka kerjasama dengan taman edukasi air, lapangan sepakbola milik kabupaten Banyumas yang keberadaannya dekat dengan sekolah, RRI Purwokerto sebagai sarana untuk melatih siswa untuk menjadi penyiar, Mall yang dijadikan untuk pelaksanaan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila dengan teman kewirausahaan, Perpustakaan Daerah dan musium perbankan (BRI) sekolah jadikan aset bagi pengembangan pembelajaran siswa, sebagai pendukung yaitu Modal Finansial sekolah menjalin kerjasama dengan DPRD sebagai penyaluran dana aspirasi, dana hibah dari perbankan, menjalin kerjasama dengan alumni untuk penyaluran beasiswa dan bantuan fisik bagi sekolah, aset pendukung lainnya adalah Modal Sosial dengan menjalin kolaborasi dan komunikasi dengan PMI Kab. Banyumas, Ikatan Dokter Indonesia Kab. Banyumas dan dinas Koperasi, Modal Agama dan Budaya sekolah melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan seniman dalam rangka pengembangan minat dan bakat murid, untuk mengembangkan bidang agama sekolah mengadakan MOU dengan pihak UIN Purwokerto dan gereja Purwokerto, sebagai Modal Alam/Lingkungan sekolah memanfaat sumber air dan sungai yang berada disebelah sekolah sebagai sarana penelitian

3.     Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

Modul 1.1. Filosofi Pendidikan KHD

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat."

Peran pemimpin pembelajaran adalah melakukan pendekatan berbasis aset, hal ini dapat diwujudkan dengan pembelajaran yang berkualitas dan murid yang merupakan modal manusia yang terdapat di sekolah yang dapat dikembangkan potensinya baik bakat dan minat dengan didukung dari seluruh warga sekolah dan masyarakat.

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Salah satu peran Guru Penggerak memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Guru penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran, mampu menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid. Dengan memahami 7 aset yang ada di sekitar sekolah maka kita bisa melaksanakan peran kita sebagai Guru Penggerak.

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Visi guru penggerak sekaligus untuk mencapai visi sekolah guru penggerak melakukan pendekatan berbasis IA (Inkuiri Apresiatif) dan memetakan 7 aset sebagai modal utama serta mampu merancang prakarsa perubahan yang dituangkan dalam canvas BAGJA, untuk dipakai dalam pengelolaan sumber daya, hal ini upaya kolaboratif untuk menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan masyarakat sekitarnya.

Modul 1.4 Budaya Positif

Budaya positif adalah sikap, nilai-nilai kebajikan, keyakinan-keyakinan, kegiatan-kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh guru dan murid dari dalam dirinya dan mempunyai dampak positif terhadap oranglain. Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mampu mengajarkan budaya positif agar kelak dapat bermanfaat dan menjadi kebiasaan positif, salah satunya pembelajaran yang berkualitas.

Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Penerapan pembelajaran Berdiferensiasi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang berkualitas dan berpihak pada murid yang di dalamnya terdapat keputusan guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas dengan memetakan aset yang ada yaitu modal manusia adalah murid, dengan mengetahui karateristik serta kebutuhan murid (kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid), mampu menghadirkan strategi pembelajaran melalui diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk

Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

PSE adalah Pembelajaran sosial dan esmosional yang diperlukan oleh seluruh warga sekolah secara berkolaborasi agar warga sekolah memiliki rasa kesadaran diri, kesadaran sosial, manajemen diri, keterampilan berelasi, dan pengambilan bertanggungjawab, hal ini dapat mengantarkan warga sekolah mencapai keselamatan dan kebahagiaan

Modul 2.3. Coaching

Coaching adalah suatu kegiatan kolaborasi yang dilakukan untuk membantu mengekplorasi dan memaksimalkan potensi murid (coachee). Dengan memahami proses coaching yang baik melalui pertanyaan-pertanyaan efektif dalam komunikasi yang asertif maka coach dapat menggali potensi murid dan mengembangkannya dalam berbagai strategi yang disepakati, hal ini pun juga dapat digunakan sebagai supervisi akademi untuk dalam menggali potensi guru dalam memaksimalkan proses pembelajaran dan pembelajaran yang berpihak pada murid

Modul 3.1. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Seorang pemimpin pembelajaran akan dapat mencapai tujuan dengan baik, tetapi tidak jarang dihadapkan dengan dua situasi yaitu dilema etika dan bujukan moral ketika dihadapkan dengan hal tersebut maka harus mampu menyelesaikan masalahnya dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal tersebut sangat berkaitan dengan pengelolaan asset atau sumber daya sekolah untuk kepentingan murid.

Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Kemampuan seorang pemimpin dalam mengelola 7 aset/modal utama di daerah/sekolah sebagai kekuatan untuk mewujudkan visi dan misi sekolah dan untuk mencapai tujuan pendidikan yakni mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (well-being)

4.     Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum mempelajari modul 3.2 tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, terkadang saya masih berpikir berbasis kekurangan dan ketidakpercayaan diri untuk mampu mensukseskan kegiatan-kegiatan di sekolah maupun di kelas, setelah mempelajari modul ini, seorang pemimpin harus selalu berpikir berbasis kekuatan/potensi/asset sehingga akan berpikir positif dan berhasil walaupun mempunyai sumber daya yang terbatas dan kurang. Maka selanjutnya saya akan terus merubah paradigma bahwa Pemimpin pembelajaran harus menggunakan pendekatan berbasis asset dalam pengelolaan sumber daya dan mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah maupun masyarakat sekitar sekolah, sangat penting membangun kolaborasi dengan berbagai elemen pemangku kebijakan, berfokus pada pengembangan untuk mengembangkan sumberdaya, membiasakan diri dengan membangun potensi kolaborasi dan pertanyaan yang memberdayakan seperti “apa yang sudah berhasil?, “bagaimana strategi agar membuatnya lebih berhasil?”, “apa saja potensi yang kita miliki?”, “faktor pendukung apa saja yang bisa menjadikan berhasil?”, dan lain-lain. Dengan lebih banyak membangun sisi positif yang dimiliki, maka kekuatan sumber daya yang ada dipastikan akan meningkat dan kemudian akan berkembang secara berkelanjutan

 

 

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan

  PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA   Setelah pembelajaran hari ini saya memahami bahwa…. Sekolah ibarat sebagai sebuah ekosistem a...