Senin, 10 Oktober 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan (Modul 2.3) Coaching untuk Supervisi Akademik



Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah di kesempatan yang berbahagia ini saya dapat merefleksikan diri terkait pembelajaran dan pengalaman pada modul 2.3 program guru penggerak angkatan 5 tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik.

Melangkah maju untuk bergerak demi memenuhi kebutuhan murid dengan mempelajari modul coaching dan diwujudkan dalam aksi nyata, dengan refleksi ini diharapkan calon guru penggerak dapat terus belajar dan belajar sepanjang hayat.

Model yang saya gunakan dalam penulisan jurnal ini adalah 4F (Facts, Feelings, Findings, Future). Model 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.

1. Facts (Peristiwa)

Serangkaian aktivitas yang dilakukan dalam pembahasan pembelajaran modul yaitu diawali mulai dari modul 2.3.a.3 mulai dari diri, kegiatan nya yaitu merefleksikan diri saya tentang pandangan dan supervisi di sekolah, kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep modul 2.3.a.4.1 yang membahas tentang coaching, perbedaan antara metode pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training, konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam konteks pendidikan, paradigma coaching dilihat dari sistem Among yang merupakan konsep dari Ki Hajar Dewantara, selanjutnya masuk ke modul 2.3.a.4.2 tentang eksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervisi akademik, selain itu disana juga dijabarkan perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat, pembelajaran dibantu dengan contoh-contoh dengan video percakapan coaching dengan bahasan bagaimana menjadi seorang coach. Selanjutnya di modul 2.3.a.4.3 di Bahas tentang kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching , disini dipelajari alur coaching mulai dari Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab yang diakronimkan menjadi TIRTA, TIRTA menurut bahasa yaitu air, pada tahapan ini diharapkan seperti air yang mengalir dari hulu ke hilir dan kita presence atau kehadiran secara penuh kita sebagai coach, dengan memberikan perhatian penuh maka kita dapat menggali dari seorang coachee tentang permasalahan yang dihadapinya dan coachee akan dapat menemukan solusinya sendiri, menjadi seorang pendengar aktif dengan sesekali memberikan tanggapan atas apa yang sedang dibicarakan oleh coachee, dan dibahas tentang keterampilan membuat pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching, selain itu, modul ini juga membahas tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana aksi, coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan masalah dan coaching melakukan kalibrasi, selanjutnya di forum diskusi eksplorasi kami saling melakukan pemantapan pemahaman dengan berdiskusi antar CGP. Pada modul 2.3.a.5 yaitu ruang kolaborasi secara daring saya berpasangan dengan Bu Diana melakukan kegiatan percakapan coaching untuk benar-benar memberikan pengalaman coaching secara nyata dengan teman sesama CGP, dan hasil percakapan divideokan dan diunggah sebagai salah satu tagihan dari LMS, kemudian pada modul 2.3.a.6 demonstrasi kontekstual, kami dikelompokkan dengan beranggotakan 3 orang (Bu Titi, Bu Riani, dan saya membuat video percakapan dengan 1 CGP menjadi observer, 1 CGP lain menjadi coach, dan 1 CGP lainnya menjadi Coachee, kami melakukan praktik secara bergiliran, kegiatan ini menambah pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi observer, apa yang perlu diperhatikan pada saat pra observasi, saat observasi dan pasca observasi. Selanjutnya saya belajar modul 2.3.a.7 yaitu elaborasi pemahaman bersama pak Truko membahas tentang coaching dan supervisi akademik lebih dalam lagi. Untuk menambah refeksi pemahaman tentang supervisi akademik dan proses coaching maka saya membuat koneksi antar materi modul 2.3, selanjutnya yaitu membuat rancangan aksi nyata yang berkaitan dengan supervisi akademik yang dilakukan dengan teman sejawat di sekolah, dan pada hari jumat, 7 oktober 2022 adalah lokakarya 2 dan hari tersebut saya melakukan test akhir modul 2, dilanjutkan membuat refleksi dwi mingguan.

2. Feelings (Perasaan)

Modul 2.3 membawa saya tentang bagaimana pemahaman kompetensi dan prinsip-prinsip coaching dengan alur TIRTA, saya sangat semangat dan senang mengikuti aktivitas pembelajaran tentang coaching ini. Pada modul 2.3. ini kita diarahkan bagaimana menjadi coach yang baik, membuat pertanyaan yang berbobot dengan praktik langsung bersama para CGP lain membuat pemahaman baik tentang modul 2.3.

3. Findings (Pembelajaran)

Modul 2.3. memberikan saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching dengan tahapan dan alur TIRTA serta melakukan supervisi akademik yang baik guna membantu pengembangan diri rekan sejawat, pada fase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2:yang pernah saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dan supervisi akademik.

4. Future (Penerapan)

Sekolah sebagai salah satu tempat aksi nyata positif dapat diwujudkan dimana kita dapat melakukan dari hal yang sederhana dan bermanfaat bagi orang lain, sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.

Wassalamualaikum wr.wb.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo Dipriksani

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan

  PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA   Setelah pembelajaran hari ini saya memahami bahwa…. Sekolah ibarat sebagai sebuah ekosistem a...