1. Buatlah
kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam
Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di
dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Pemimpin yang mampu untuk mengelola
sumber daya yang ada yang dimiliki sebagai suatu kekuatan dan aset, dan tidak
berfokus pada kekurangan/masalah (deficit-based approach) tapi berupaya pada
pemanfaatan kekuatan dan aset (asset-based approach) yang dimiliki untuk
diimplementasikan di dalam kelas, sekolah maupun lingkungan di luar sekolah. Dengan
membangun sisi positif yang dimiliki (asset-based thinking), maka
kekuatan sumber daya yang ada dipastikan akan meningkat dan kemudian akan
berkembang secara berkelanjutan.
Implementasi pemimpin pembelajaran dalam
pengelolaan sumber daya di kelas
Pemimpin pembelajaran dapat menerapkan Pendekatan
berbasis aset (asset-based approach) merupakan cara praktis menganalisa, menggali
dan memetakan hal-hal yang positif sehingga timbul perasaan optimis walaupun
dengan sumber daya yang minin. Pada implementasinya di kelas pemimpin dapat
mendayagunakan kekuatan sumber daya yaitu modal manusia yaitu siswa dan modal
lingkungan/alam untuk dapat menerapkan pembelajaran berdfiferensiasi, dengan
kekuatan berbasis aset juga melalui siswa dan diajak untuk berpikir positif
maka dapat menjadikan kelasnya sebagai tempat yang menyenangkan melalui
menghias kelas, pojok baca sehingga tercipta suasana nyaman dan menyenangkan
untuk belajar.
Implementasi pemimpin pembelajaran dalam
pengelolaan sumber daya di sekolah
Pengelolaan sumber daya berbasis aset di
lingkungan sekolah sangat memungkinkan pemimpin untuk menerapkannya karena
sekolah dapat menggali kekuatan yang ada diantaranya memiliki modal manusia, modal
sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam yang terkadang memiliki kekuatan
sumber daya yang sangat kurang. Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa positif
dan meyakini bahwa setiap orang memiliki potensi dan aset positif yang dapat
memberikan kontribusi pada keberhasilan sekolah. Pemimpin pembelajaran
mampu menggali potensi dari teman sejawat dengan mengajak berdiskusi tentang
menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi teman lainnya, murid, menggerakkan
teman sejawat dalam rangka mensukseskan visi dan misi sekolah, melakukan
kegiatan pelatihan-pelatihan terkait peningkatan kompetensi sebagai guru,
menggerakkan murid untuk melakukan budaya positif.
Implementasi pemimpin pembelajaran dalam
pengelolaan sumber daya masyarakat sekitar sekolah
Pemimpin pembelajaran dapat menganalisis
dan menggali potensi sumber daya masayarakat sebesar-besarnya dengan pendekatan
berbasis aset (asset-based approach), sebagai bagian dari aset sekolah yaitu
komite, orang tua wali, dan masyarakat
sekitar dimana unsur-unsur tersebut juga merupakan bagian dari pusat pendidikan
bagi anak selain keluarga dan sekolah. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa
pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat
sehingga harus bisa diberdayakan untuk pengembangan program sekolah yang
berpihak dan berpusat pada murid. Sebagai bentuk implementasi dari pemberdayaan
masyarakat sebagai bagian dari aset sekolah adalah sebagai sumber belajar bagi
murid tentang kebudayaan dan kearifan lokal, pengembangan pembelajaran diluar
kelas melalui pelaku usaha kecil dan menengah, belajar tentang adat istiadat
dan lain sebagainya.
2. Jelaskan
dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan
membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas?
Sekolah sebagai sebuah komunitas yang
dapat mengelola aset dan sumber daya sebagai modal utama yaitu modul manusia, sosial,
fisik, lingkungan, finansial, politik, agama dan budaya yang ada di sekitar
lingkungan sekolah, dengan sumber kekuatan yang dimiliki kita dapat merencanakan
pembelajaran yang berpihak dengan murid. Memahami dan memetakan tentang potensi
yang ada dilingkungan sekolah untuk dijadikan sumber belajar baik di dalam
kelas maupun diluar kelas, kekuatan agama dan budaya di sekitar lingkungan
belajar dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, melihat peluang dan potensi
finansial lingkungan dapat juga dijadikan kekuatan untuk mensukseskan
program-program sekolah.
Contoh pengelolaan sumber daya yang
terdapat dalam 7 modal utama:
SMP Negeri 1 Purwokerto berlokasi di
tengah kota Purwokerto, Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas dengan
dikelilingi oleh beragam pendukung sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung pengembangan aset-aset sekolah terutama pengembangan pembelajaran
bagi murid dan guru. Pengelolaan sumber daya yang terjalin selama ini dan terus
dikembangkan yaitu sekolah melakukan kerjasama sebagai Modal Manusia dalam rangka pembelajaran dan sosialisasi terkait dengan
perbankan (BNI, BCA, BRI), BUMN (PLN), BNN, Kepolisian, Polres, Kejaksaan,
Puskesmas, DPRD Kab Banyumas. Sebagai Modal
Fisik sekolah yang berdiri di lahan yang tidak luas dan prasarana yang
kurang memadai maka kerjasama dengan taman edukasi air, lapangan sepakbola
milik kabupaten Banyumas yang keberadaannya dekat dengan sekolah, RRI
Purwokerto sebagai sarana untuk melatih siswa untuk menjadi penyiar, Mall yang
dijadikan untuk pelaksanaan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
pancasila dengan teman kewirausahaan, Perpustakaan Daerah dan musium perbankan
(BRI) sekolah jadikan aset bagi pengembangan pembelajaran siswa, sebagai
pendukung yaitu Modal Finansial
sekolah menjalin kerjasama dengan DPRD sebagai penyaluran dana aspirasi, dana
hibah dari perbankan, menjalin kerjasama dengan alumni untuk penyaluran
beasiswa dan bantuan fisik bagi sekolah, aset pendukung lainnya adalah Modal Sosial dengan menjalin kolaborasi dan komunikasi dengan PMI Kab.
Banyumas, Ikatan Dokter Indonesia Kab. Banyumas dan dinas Koperasi, Modal Agama dan Budaya sekolah
melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan seniman dalam rangka pengembangan
minat dan bakat murid, untuk mengembangkan bidang agama sekolah mengadakan MOU
dengan pihak UIN Purwokerto dan gereja Purwokerto, sebagai Modal Alam/Lingkungan sekolah memanfaat sumber air dan sungai yang
berada disebelah sekolah sebagai sarana penelitian
3.
Berikan
beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang
Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Modul
1.1. Filosofi Pendidikan KHD
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa
tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat."
Peran pemimpin pembelajaran adalah
melakukan pendekatan berbasis aset, hal ini dapat diwujudkan dengan
pembelajaran yang berkualitas dan murid yang merupakan modal manusia yang
terdapat di sekolah yang dapat dikembangkan potensinya baik bakat dan minat
dengan didukung dari seluruh warga sekolah dan masyarakat.
Modul
1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Salah satu peran Guru Penggerak memiliki
nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Guru
penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran, mampu menggerakkan komunitas
praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta
mewujudkan kepemimpinan murid. Dengan memahami 7 aset yang ada di sekitar
sekolah maka kita bisa melaksanakan peran kita sebagai Guru Penggerak.
Modul
1.3 Visi Guru Penggerak
Visi guru penggerak sekaligus untuk
mencapai visi sekolah guru penggerak melakukan pendekatan berbasis IA (Inkuiri
Apresiatif) dan memetakan 7 aset sebagai modal utama serta mampu merancang
prakarsa perubahan yang dituangkan dalam canvas BAGJA, untuk dipakai dalam
pengelolaan sumber daya, hal ini upaya kolaboratif untuk menemukan hal positif
dalam diri seseorang, organisasi, dan masyarakat sekitarnya.
Modul
1.4 Budaya Positif
Budaya positif adalah sikap, nilai-nilai
kebajikan, keyakinan-keyakinan, kegiatan-kegiatan dan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan oleh guru dan murid dari dalam dirinya dan mempunyai dampak positif
terhadap oranglain. Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mampu mengajarkan
budaya positif agar kelak dapat bermanfaat dan menjadi kebiasaan positif, salah
satunya pembelajaran yang berkualitas.
Modul
2.1 Memenuhi Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi
Penerapan pembelajaran Berdiferensiasi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
berkualitas dan berpihak pada murid yang di dalamnya terdapat keputusan guru
untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas dengan memetakan aset yang ada
yaitu modal manusia adalah murid, dengan mengetahui karateristik serta
kebutuhan murid (kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid),
mampu menghadirkan strategi pembelajaran melalui diferensiasi konten,
diferensiasi proses dan diferensiasi produk
Modul
2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
PSE adalah Pembelajaran sosial dan
esmosional yang diperlukan oleh seluruh warga sekolah secara berkolaborasi agar
warga sekolah memiliki rasa kesadaran diri, kesadaran sosial, manajemen diri,
keterampilan berelasi, dan pengambilan bertanggungjawab, hal ini dapat
mengantarkan warga sekolah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
Modul
2.3. Coaching
Coaching adalah suatu kegiatan
kolaborasi yang dilakukan untuk membantu mengekplorasi dan memaksimalkan
potensi murid (coachee). Dengan memahami proses coaching yang baik melalui
pertanyaan-pertanyaan efektif dalam komunikasi yang asertif maka coach dapat
menggali potensi murid dan mengembangkannya dalam berbagai strategi yang
disepakati, hal ini pun juga dapat digunakan sebagai supervisi akademi untuk
dalam menggali potensi guru dalam memaksimalkan proses pembelajaran dan
pembelajaran yang berpihak pada murid
Modul
3.1. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
Seorang pemimpin pembelajaran akan dapat
mencapai tujuan dengan baik, tetapi tidak jarang dihadapkan dengan dua situasi
yaitu dilema etika dan bujukan moral ketika dihadapkan dengan hal tersebut maka
harus mampu menyelesaikan masalahnya dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip,
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal tersebut sangat
berkaitan dengan pengelolaan asset atau sumber daya sekolah untuk kepentingan
murid.
Modul 3.2
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Kemampuan seorang pemimpin dalam
mengelola 7 aset/modal utama di daerah/sekolah sebagai kekuatan untuk
mewujudkan visi dan misi sekolah dan untuk mencapai tujuan pendidikan yakni
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (well-being)
4.
Ceritakan
pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini,
serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti
proses pembelajaran dalam modul ini.
Sebelum mempelajari modul 3.2 tentang
pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, terkadang saya masih
berpikir berbasis kekurangan dan ketidakpercayaan diri untuk mampu mensukseskan
kegiatan-kegiatan di sekolah maupun di kelas, setelah mempelajari modul ini,
seorang pemimpin harus selalu berpikir berbasis kekuatan/potensi/asset sehingga
akan berpikir positif dan berhasil walaupun mempunyai sumber daya yang terbatas
dan kurang. Maka selanjutnya saya akan terus merubah paradigma bahwa Pemimpin
pembelajaran harus menggunakan pendekatan berbasis asset dalam pengelolaan
sumber daya dan mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah maupun
masyarakat sekitar sekolah, sangat penting membangun kolaborasi dengan berbagai
elemen pemangku kebijakan, berfokus pada pengembangan untuk mengembangkan
sumberdaya, membiasakan diri dengan membangun potensi kolaborasi dan pertanyaan
yang memberdayakan seperti “apa yang sudah berhasil?, “bagaimana strategi agar
membuatnya lebih berhasil?”, “apa saja potensi yang kita miliki?”, “faktor
pendukung apa saja yang bisa menjadikan berhasil?”, dan lain-lain. Dengan lebih
banyak membangun sisi positif yang dimiliki, maka kekuatan sumber daya yang ada
dipastikan akan meningkat dan kemudian akan berkembang secara berkelanjutan